Kali Krukut, Bukan Hanya Penyebab Banjir

Yang sering mengikuti berita banjir di Jakarta, pasti familiar dengan nama-nama sungai yang selalu disebut berikut ini. Sama-sama mengalir dari hulu di selatan, menuju hilir di utara, ada Kali Sunter di sisi paling timur, sedikit ke arah barat ada Kali Ciliwung dan Kali Krukut, dan Kali Pesanggrahan di sisi paling barat. Ini adalah empat dari total tiga belas sungai yang mengalir di wilayah Jakarta.

Kali ini kita kenalan lebih jauh sama Kali Krukut yuk! Sebuah sungai yang hulunya berada di Situ Citayam Kabupaten Bogor, mengalir ke utara melintasi wilayah Depok, Jagakarsa, Cilandak, Kemang, Mampang, Karet, sebagian berhulu di Kanal Banjir Barat, pecahannya lanjut melintasi Tanah Abang, Glodok dan bergabung dengan Ciliwung di Kali Besar menuju Laut Jawa.

Kali Krukut yang sering saya lihat selama ini bentuknya lebih mirip saluran air buatan, karena ukurannya yang sudah tidak terlalu lebar, kanan kirinya dipepet bangunan, seperti yang bisa dilihat dalam foto tangkapan layar google maps di kawasan Prapanca, Jakarta Selatan.

Tapi ternyata masih ada bagian sungai yang masih cukup lebar, berkelok dengan pohon-pohon di bantarannya yang semakin memberikan kesan alami, yang saya temukan saat blusukan ke kawasan Karet Semanggi.

Foto sebelah kiri adalah aliran sungai yang sejajar dengan Jalan Komplek Polri dan yang di sebelah kanan di Jalan Bendungan Udik, Karet Semanggi, Jakarta Selatan. Memandangi alirannya, terpikir oleh saya, sungai ini sudah jauh lebih dulu ada dibanding kota Jakarta. Rasanya kurang adil kalau sekarang kita hanya berkisah tentang sungai ini sebagai penyebab banjir tanpa mengingat jasa-jasa baiknya.

Seperti yang kita ketahui, di masa lalu, kawasan pemukiman selalu didirikan di lokasi yang berdekatan dengan sumber air bersih. Di kawasan Kuningan, jejak-jejak jasa Kali Krukut dalam perkembangan peradaban di wilayah tersebut masih bisa kita lihat sampai sekarang. Masjid Al Mubarok di samping Museum Satria Mandala, adalah saksi awal mula terbentuknya kawasan Kuningan, saat pasukan Pangeran Kuningan memilih lokasi di tepi aliran Kali Krukut sebagai basecamp setelah tuntas menunaikan tugas mendukung pasukan Demak dan Cirebon dibawah komando Fatahillah, merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran pada tahun 1527.

Kali Krukut di depan Masjid Hidayatullah

Bergeser lebih ke utara, kita bisa menjumpai Masjid Hidayatullah dan Klenteng Ho Tek Tjeng Sin, yang merupakan jejak pertanda keberadaan sebuah komunitas, lokasinya juga tak jauh dari aliran Kali Krukut.

Jalan Karet Sawah

Nama Karet Sawah yang bertahan hingga sekarang juga merekam ingatan bahwa dulu pernah ada lahan pertanian yang terpenuhi kebutuhan irigasinya oleh aliran Kali Krukut. . Nama Bendungan Hilir juga diperkirakan terkait dengan keberadaan Kali Krukut ini, sayang saya belum menemukan sumber bacaan bagaimana bentuk dan untuk apa dulu bendungan ini dibuat. Apakah terkait dengan fakta hingga hari ini Kali Krukut juga masih menjadi sumber air baku untuk Instalasi Pengolahan Air bersih di Pejompongan? Wallahu’alam.

Kali Krukut di kawasan Tanah Abang pada masa lampau

Dan terakhir, saya menemukan foto lama Kali Krukut di kawasan Tanah Abang, jaauuuuuuh sebelum kawasan perbukitan asri ini berubah menjadi pusat perdagangan seperti sekarang.

Sungai selalu punya peran besar sebagai penopang kehidupan, kalau sekarang yang teringat hanya lah sebagai penyebab banjir, pasti ada yang salah dalam menjaga keselerasannya dengan kebutuhan aktivitas manusia yang ada di sekitarnya.

Leave a Comment