Bendung Katulampa dan Fungsinya Dari Masa ke Masa

Saat memasuki bulan-bulan penghujung tahun, di mana kita akan semakin sering berkawan hujan, perhatian mulai sering mengarah ke satu titik di Bogor, Bendung Katulampa. Lebih-lebih lagi pada saat beberapa wilayah Jakarta yang dekat dengan aliran sungai Ciliwung mulai digenangi air, tak jarang bahkan warga Jakarta menyalahkan Bendung Katulampa karena tak menahan air masuk ke Jakarta.

Bendung Katulampa

Biar ngga salah paham lagi, kita kenalan yuk. Ini foto di bulan Juli lalu, saya memang sengaja berkunjung ke sini saat belum masuk ke musim penghujan, meski Bogor setiap hari hujan sih, setidaknya debit air di bendung ngga tinggi-tinggi amat. Ngeri juga saya lihatnya hehehe.

Bendung Katulampa masih gagah berdiri dan berfungsi, di usianya yang sudah lewat dari seabad, tahun ini persis 110 tahun. Mulai dirancang pada tahun 1889, selesai dan mulai digunakan pada tahun 1912. Dan yang menarik, meski di beberapa artikel disebutkan pembangunannya digagas pasca banjir besar yang merendam Batavia tahun 1872, bendung ini sejak awal tidak dirancang untuk pengendalian banjir, melainkan untuk irigasi.

Kalau kamu berkesempatan datang ke Katulampa, nanti bisa lihat, aliran sungai Ciliwung dipecah menjadi dua. Satu aliran sungai buatan, kita kenal sebagai Kalibaru Timur.

Kalibaru Timur dibuat untuk keperluan irigasi. Jejaknya masih bisa kita lihat di sepanjang jalan Raya Bogor.

Kalibaru Timur di Bulak Rantai

Lanjut melintas ke beberapa wilayah di Jakarta Timur, sampai bermuara di utara. Di beberapa wilayah yang dilalui, kita akan menemukan nama Kalibaru. Ada yang tahu, di mana saja?

Dan ini adalah aliran alami sungai Ciliwung alami, sebelum dan setelah melewati bendung. Aliran alami sungai Ciliwung melintasi Bogor, Depok, Jakarta, bermuara di pantai utara juga.

Bendung Katulampa tidak memiliki pintu air yang bisa dibuka tutup. Ia hanya dilengkapi dengan pengukur tinggi muka air sungai yang akan dikategorikan dalam empat skala, Normal hingga Siaga 1.

Kondisi ini dipantau secara berkala, dan menjadi bagian dari sistem informasi dini banjir Jakarta, bisa diakses oleh umum, salah satunya di website BPBD Jakarta.

Air di Katulampa akan mencapai Jakarta setelah 9-11 jam, dalam perjalanannya akan dipantau lagi di pintu air Depok, yang selisih waktunya hanya 5-6 jam untuk mencapai Jakarta. Cukup waktu untuk mempersiapkan evakuasi atau apa pun yang diperlukan untuk mengantisipasi banjir.

Seiring berjalannya masa, karena jumlah lahan pertanian yang terus menyusut, Bendung Katulampa mengalami pergeseran fungsi. Dari fungsi utamanya sebagai sarana irigasi, berubah menjadi fungsi antisipasi banjir.

Selain fungsi di atas, rupanya juga berfungsi sebagai sarana transportasi. Bagian atas bendung dipagar dan diaspal, lebarnya kurang lebih dua meter, cukup untuk dua buah kendaraan roda dua berpapasan, juga pejalan kaki.

Cukup banyak juga warga yang melewati jembatan yang menghubungkan wilayah Katulampa dan Sindangrasa ini. Saya lupa nanya kemarin, kalau malam atau pas limpahan air dari hulu sedang deras-derasnya, masih ada yang berani lewat nggak ya? Saya sih noooo! 🙈

Sudah?

Oh, masih ada satu fungsi lagi yang kelihatannya baru muncul akhir-akhir ini. Yaitu fungsi rekreasi. Informasi dari warga setempat, di akhir minggu banyak pengunjung yang datang. Tak hanya dari Bogor, melainkan dari kota-kota di seputar Jadetabek. Rata-rata karena penasaran, ingin lihat langsung yang biasa dilihat atau didengar di berita televisi.

Menuju lokasi cukup mudah, saya biasanya setelah keluar tol Bogor, belok ke Pajajaran, Durian Raya, Katulampa Raya, lurus saja ikuti saja arahan navigasi google maps. Kondisi jalan cukup baik, tidak terlalu lebar bisa untuk dua kendaraan roda empat berpapasan. Hati-hati di ruas jalan yang bersebelahan langsung dengan sungai, ada baiknya tidak berkunjung ke sini di malam hari atau saat hujan lebat, karena jarak pandang terbatas.

Yang perlu diperhatikan lagi adalah, karena Bendung Katulampa ini tidak dipersiapkan untuk jadi tempat wisata, maka tidak ada fasilitas yang memadai. Parkir, tempat makan, toilet dan lain-lain, semua masih seadanya. Selanat berkunjung!

Leave a Comment