Commuter Line Tanahabang – Rangkasbitung, Seru!

“Sabtu (1 Oktober 2022) saya sama temen-temen mau ke Rangkasbitung mbakyu, mau ikut kah?”, salah satu geng jalan-jalan saya mengabarkan rencana beberapa kawan untuk berkunjung ke Rangkasbitung. Saya sempat menolak, karena Agustus lalu baru saja jelajah Pandeglang dan Rangkasbitung. Namun beberapa hari kemudian terpikir, tapi ini kan naik kereta ya, saya belum pernah coba Rangkasbitung Line. Ikut aja lah!

Kami janjian bertemu di Stasiun Tanah Abang jam delapan pagi, mengejar jadwal kereta jam 8.15, ke Rangkasbitung. Karena tidak ada jalur kereta dari rumah, saya diantar pak suami ke Stasiun Manggarai. Dari sana, menuju Tanah Abang saya naik Bekasi/Cikarang Line, cukup 13 menit saja, melewati stasiun Sudirman, Sudirman Baru / BNI City, Karet, turun di Tanah Abang.

Peron 5 dan 6 Stasiun Tanahabang

Suasana stasiun Tanah Abang hari itu relatif lengang, kalau dibandingkan sama apa yang selalu saya lihat di media sosial. Lantai atas, tempat penumpang menyeberang untuk berpindah peron, hanya padat selama 1-2 menit saat ada kereta tiba. Karena masih pagi, bukan hari kerja, atau hari keberuntungan saya saja, saya ngga tahu. Untuk menuju Rangkasbitung, penumpang harus naik dari peron 5 atau 6, ikuti saja papan petunjuknya, petugas stasiun pun tak kurang-kurang memberikan panduan melalui pengeras suara, tapi tentu saja penumpang dengan ‘jam terbang’ tinggi akan lebih gesit tanpa ragu. Oya, sebelum naik, pastikan keretanya bertujuan akhir di Rangkasbitung ya, kalau tidak kamu harus turun di Parungpanjang, dan menunggu lagi kereta menuju Rangkasbitung.

Sebagai jalur terpanjangnya PT. Kereta Commuter Indonesia, Rangkasbitung Line akan menempuh jarak kurang lebih 72 kilometer, dengan durasi perjalanan yang cukup lama, 1 jam 52 menit. Melewati 19 stasiun, Tanah Abang, Palmerah, Kebayoran, Pondokranji, Jurangmangu, Sudimara, Rawabuntu, Serpong, Cisauk, Cicayur, Parungpanjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Tigaraksa, Cikoya, Maja, Citeras, Rangkasbitung. Saya terbantu sekali sama aplikasi KRL Access, informasi jadwal, tarif, posisi kereta ada di mana, semua lengkap ada di situ. Eh, coba bandingkan sama jadwal jaman dulu deh, stasiun apa yang masih ada dan hilang?

Jadwal kereta Tanahabang – Rangkasbitung jaman dulu

Meski cukup panjang dan lama, perjalanan ini menyenangkan, saya berada di gerbong wanita, paling depan, persis di belakang ruang kendali masinis. Syukurlah saat itu gerbong tidak penuh, hanya ada beberapa orang berdiri, itu pun karena sebagian dari mereka sepertinya malas duduk karena jarak tempuh mereka pendek.

Jalur ini menawarkan pemandangan menarik, salah satunya saat kereta berjalan di tengah TPU Tanah Kusir. Lepas dari Cisauk, semakin ke barat, pemandangan a la kota mulai berganti. Serasa lagi naik kereta jarak jauh, “Kayak lagi di Klaten”, ujar seorang kawan. Di Stasiun Maja, gerbong kami berhenti tepat di samping Bendung Cicinta Maja, wuahh bener-bener kaya traveling jauuhh.

Singkat cerita, akhirnya kami tiba di Rangkasbitung, jam 10.04, lebih awal dari yang tertera di aplikasi. Sebelum turun, wefie dulu buat kenang-kenangan, kami sudah sampai di akhir rute terjauh commuter line, hanya dengan biaya sembilan ribu rupiah saja, Stasiun Rangkasbitung!

Yuk, turun… Cerita tentang stasiunnya, nanti di post selanjutnya ya 😊.

Leave a Comment