Yang baru jadi warga Jakarta setelah tahun 1985, bisa jadi tak menyadari bahwa selain Halim, Jakarta (pernah) punya bandara di tengah kota, Bandara Kemayoran.
Bandara Kemayoran bukan yang pertama ada, ini adalah bandara kedua di Jakarta setelah Halim, d/h Tjililitan Vliegveld / Luchthaven. Tapi Kemayoran yang dulu memiliki kode KMO adalah bandara internasional pertama di Jakarta dan Indonesia.
Bandara Kemayoran mulai dibangun tahun 1934, dan mulai digunakan pada 1940. Pesawat pertama yang mendarat di Bandara Kemayoran adalah DC-3 milik KNILM, (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy), perusahaan pengelola bandara.

Pasca dinonaktifkan pada 31 Maret 1985, bekas bandara tak pernah dialihfungsikan. Bangunan yang dulu jadi terminal dan ruang tunggu penumpang masih berdiri kokoh, menara ATC juga masih berdiri, runway berubah fungsi menjadi jalan raya. Selebihnya seluruh bekas kawasan bandara seluas 454 ha, menjadi kawasan baru Kemayoran, ada yang jadi rusun, ada yang jadi JIExpo, makin kesini nama Kemayoran sebagai bandara semakin hilang terlupakan, tergantikan dengan bursa mobil atau Pekan Raya Jakarta.
Kemarin saya dan kawanΒ² komunitas berkesempatan berkunjung, melihat dari dekat jejak gerbang internasional pertama di Indonesia. Bekas terminal berada di sudut pertemuan Jalan Angkasa dan Jalan Rendani, sisi barat / belakang Mega Glodok Kemayoran. Kamu bisa dengan mudah menemukannya di google maps.


Dari arah MGK bangunannya nampak jelas terlihat, masih sama persis dengan bentuk terakhir struktur bangunannya. Yang hilang tulisan Bandara Kemayoran dan tentu saja kaca, pagar, kusen, bahkan keramik/ubinnya pun lenyap.
Begitu melihat fasadnya, ingatan saya melayang ke Bandara Juanda, Adi Sucipto, Ngurah Rai, sepertinya nyaris semua bandara jaman dulu, bentuk dan ukurannya tidak jauh berbeda dari ini ya?


Cukup takjub, keren juga ya tahun-tahun itu bangunannya sudah sebesar dan cukup megah begini. Dari beberapa foto hasil browsing, nampaknya bangunan bandara mengalami beberapa perubahan bentuk. Saya belum nemu catatan rangkaian perubahannya. Mungkin ada yang sudah punya? Boleh berbagi ya, untuk tambahan pengetahuan bersama πππ».


Bangunan terminal penumpang terdiri dari dua lantai. Diperkirakan, lantai satu dulunya untuk area check-in, lantai dua untuk area tunggu. Salah seorang kawan peserta jalan-jalan kemarin berbagi cerita, karena dulu belum ada garbarata, ketika penumpang akan boarding, mereka akan turun lagi ke lantai satu lalu berjalan menuju pesawat.


Di lantai dua juga terdapat anjungan untuk pengantar, di mana mereka bisa melambai-lambaikan tangan pada kerabat yang akan berangkat. Kami pun ikut mencoba merasakan anjungan tersebut.
Sebagai orang yang pada masa Bandara Kemayoran beroperasi termasuk golongan rakyat jelata yang belum sanggup naik pesawat kalau ke Jakarta, saya tak punya kenangan apa pun di sini.

Tapi dari apa yang saya baca, bandara ini punya banyak catatan penting. Selain pernah masuk dalam serial Tintin yang cukup populer, ia menjadi saksi kembalinya Soekarno Hatta dari Dalat, Vietnam pasca peristiwa bom atom Jepang. Juga tempat mendaratnya Soekarno Hatta dari Yogyakarta, pasca pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Kedatangan tamu-tamu Konferensi Asia Afrika, Asian Games, dan tokoh-tokoh dunia lainnya juga banyak terjadi di Bandara Kemayoran. Queen Elizabeth yang baru saja mangkat juga sempat mendarat di sini pada tahun 1974.
Terlalu banyak kenangan yang seharusnya cukup untuk melestarikan bangunan bersejarah ini. Hingga kemarin kami berkunjung, statusnya masih dalam proses pengurusan menjadi situs cagar budaya, menyusul Ex Menara ATC yang sudah duluan. Sementara untuk revitalisasi, masih harus menunggu, mengingat status bangunan saat ini masih dalam penyewaan ke pihak ketiga.
Cerita dari Eks Bandara Kemayoran belum berakhir di sini, biar ngga kepanjangan, nanti saya lanjutkan di post berikutnya.
Btw, lahan berikut gedung eks bandara masih milik negara, dikelola oleh PPK Kemayoran, Badan Layanan Usaha dibawah Setneg. Kalau kamu berminat berkunjung ke sana, silakan hubungi mereka untuk mengajukan ijin. Mudah dan tanpa biaya, dengan pelayanan yang sangat menyenangkan.
Btw, adakah pembaca blog ini yang pernah terbang/mendarat dari/di Kemayoran? Boleh share pengalamannya di komentar ya ππ»