Masjid Agung Kraton Surakarta

Belum jam delapan pagi, saya sudah ada di spot pertama yang saya kunjungi di Solo, Masjid Agung Kraton Surakarta.

Sengaja pagi-pagi sebelum memulai kegiatan kerja hari itu, mengingat saat itu hari Jumat. Kalau berkunjungnya di jam istirahat saya kuatir ngga bisa leluasa motret karena ramai dengan jamaah sholat Jumat.

Ternyata oh ternyata, untuk mendapatkan foto masjid yang clean, saya harus sabar, nunggu momen pas lagi kosong. Pagi hari, halaman masjid rupanya digunakan anak-anak sekolah sekitar untuk pelajaran olahraga 😁. Sementara di luar ramai anak-anak sekolah, di dalam sedang ada pengajian ibu-ibu.

Masjid Kraton Solo, secara bentuk ngga jauh berbeda dengan Masjid Kraton Jogja, Masjid Agung Banten Lama, Masjid Demak dan rata-rata masjid di Jawa. Dipengaruhi arsitektur Jawa masa pra Islam, beratap tajug susun tiga, dengan puncak mustaka berbentu kubah. Konon dulunya mustaka ini berbahan emas asli lho gengs, sekarang udah diganti. Cerita sejarahnya bisa kamu gugling sendiri aja lah udah banyak banget 😁.

Serambinya yang berfungsi seperti pendopo, gede banget dan adem, seadem warna biru yang mendominasi warna masjid. Hanya ruang utama yang didominasi warna coklat tua, sayang saya ngga bisa foto, karena kemarin sedang ditutup untuk persiapan acara. Karena ini adalah masjid kraton, selain fungsi sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai kegiatan-kegiatan ritual hari besar agama yang diselenggarakan pihak kraton.

Datang di luar jam sholat wajib, saya jadi ngga bisa ngerasain vibes sholat berjamaah di sini. Sempetin tahiyyatul masjid aja, tanda syukur dan penghormatan untuk masjid yang sudah 250 tahun lebih berdiri. Berapa generasi coba yang sudah silih berganti beribadah di sini? Masya Allah.

Yang jelas gapura Masjid Agung Kraton Surakarta ini fixed jadi salah satu gapura favorit saya setelah Wringin Lawang di Trowulan dan Kaibon di Banten Lama
Kalau ke Solo, masukkan ini ke daftar wajib kunjungmu ya πŸ’™.

Ada yang bilang gapura berasal dari istilah β€œghafura” yang memiliki arti ampunan. Ada pula yang bilang, berasal dari bahasa Sansekerta “gopuram”, yang artinya monumental entrance. Mau lebih sreg sama yang mana, boleh pilih! 😁.

Beberapa menit saya terpesona memandangiΒ  gapura paduraksa yang megah dan cantik membingkai serambi masjid. Warna putih biru menyatu dengan birunya langit yang pagi itu sangat cerah. Stunning!

Kalau kamu bertanya-tanya kok ngga ada Jawa-jawanya modelnya, kamu ngga salah. Karena gapura ini direnovasi pada masa Sinuhun PB X dengan mengadopsi arsitektur Turki Utsmani, menggantikan gerbang lama berbentuk Semar Tinandu yang bergaya arsitektur Jawa.

Tentu bukan tanpa alasan gapura ini berubah bentuk, keberadaannya menjadi saksi hubungan diplomatik yang kuat antara Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Turki Utsmani.

Mampirlah kalau ke Solo.
Nikmati langsung cantiknya πŸ€πŸ’™

πŸ“Masjid Agung Kraton Surakarta
Jl. Masjid Agung No.1, Kauman,
Surakarta, Jawa Tengah

Leave a Comment