Masjid Al Azhar Kebayoran, Megah Melintas Jaman

Lewat sih bolak-balik, tapi baru hari Minggu tanggal 13 Agustus 2023 kemarin saya ngerasain shalat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, setelah hampir 20 tahun jadi warga Jakarta.

Biasanya saya milih masjid yang searah dengan rute yang mau dilewati aja, tapi kali ini diniatkan mau mampir ke Kebayoran meski tujuan saya mau ta’ziyah ke rumah kawan SMP di Grogol Petamburan. Mumpung hari Minggu, jalanan sepi dan jadwal agak longgar 😁.

Tampak luar, masjid ini memang sangat cantik dipandang. Bangunan megah warna putih berkubah menjadi kontras namun selaras dengan bangunan-bangunan modern di sekitarnya.

Saya sangat suka dengan desain tangga untuk menuju area shalat di lantai dua, meski simpel tapi sangat berhasil membentuk kesan megah. Cukup panjang dan banyak anak tangga yang harus dilewati. Saat siang hari dan cuaca panas, lumayan perlu ngebut jalannya, karena panasnya anak tangga yang terjemur matahari lumayan bikin telapak kaki tersengat.

Masjid Agung Al Azhar jelas memperlihatkan keberadaan dan pengaruh dari unsur budaya Timur Tengah khususnya pada bagian atap yang berbentuk kubah, menara dan pintu masjid.

Dan yang menurut saya sangat menarik adalah, bagian eksterior dan interior masjid sangat bertolak belakang. Eksterior masjid didominasi warna putih bersih tanpa banyak ornamen. Sementara di dalam, sepanjang mata memandang, interiornya dihiasi kaligrafi dan ornamen-ornamen bernuansa Timur Tengah dengan berbagai warna. Indah sekali.

Saya yang biasanya sangat menikmati indahnya kubah masjid dari sisi dalam, kemarin harus agak sedikit kecewa karena hanya bisa melihat dari jauh. Posisi kubah yang berada di area jamaah laki-laki sedikit canggung untuk didekati, apalagi kondisi dalam cukup ramai. Lain kali coba cari waktu yang agak jauh dari waktu shalat deh.

Sebagai masjid yang dibangun tidak hanya sebagai tempat ibadah melainkan juga menjalankan fungsi dakwah dan sosial, kita bisa menjumpai fasilitas-fasilitas penunjang seperti aula serba guna, perpustakaan, sekolah (yang rasanya sudah menyebar banyak di berbagai daerah di luar Jakarta) sampai perguruan tinggi.

Kemarin saya sekalian ngintip aula serbaguna yang sedang dipakai acara resepsi pernikahan. Aula ini diberi nama Aula Buya Hamka, tokoh nasional yang pernah menjadi Imam Besar Masjid Al Azhar.

By the way, Al Azhar diresmikan pada tahun 1958 dan dikenal dengan nama Masjid Agung Kebayoran Baru. Pada tahun 1960 Prof. Dr. Mahmoud Syaltout (Rektor Universitas Al-Azhar Mesir) dalam kunjungan memberikan kuliah umum kepada jamaah masjid, kemudian memberi nama ”Al-Azhar”, yang kita kenal hingga sekarang.

Masjid Al Azhar sempat menjadi masjid terbesar di Jakarta, sampai akhirnya Masjid Istiqlal diresmikan. Keduanya didesain oleh Friedrich Silaban, keduanya masih sangat terawat baik di usianya yang tak lagi muda, keduanya juga menjadi kebanggaan warga Jakarta, bahkan bangsa Indonesia.

Leave a Comment