Jelajah Baduy Luar, Sebuah Pengalaman Istimewa!

#bubusababaduy4

Melanjutkan cerita perjalanan kemarin yang berakhir sementara di Ciboleger, kali ini saya mau cerita kenapa kemarin saya menyarankan kaki dan jantung yang kuat dan sehat sebelum ke Baduy.

Pos 1 Kanekes

Setelah tugu selamat datang di Ciboleger, beberapa meter setelahnya pengunjung akan sampai di Pos 1 Kanekes. Di pos ini, pengunjung akan diminta mengisi buku tamu lengkap dengan informasi nama dan jumlah pengunjung, kemudian membayar retribusi desa sebesar Rp 5.000/orang.

Seperti yang terlihat di foto, begitu masuk Desa Kanekes, tidak ada lagi jalan yang disemen. Jalan desa berupa jalan setapak yang diperkeras dengan susunan batu kali.

Dan persiapkan dirimu, karena ini lah saatnya kita akan hiking dengan medan yang cukup menantang. Tanjakan dan turunan yang elevasinya lumayan bikin lutut mau copot akan menyambutmu.

Sebelum berangkat, sebenarnya saya sudah coba browsing untuk mencari tahu medan seperti apa yang akan kami temui nanti. Termasuk menanyakannya langsung ke Kang Ade, pemandu kami. Tapi informasi yang saya dapatkan nyaris sama, jalan setapak sejauh kurang lebih dua kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Tak ada yang menyebutkan kemiringan tanjakan itu ada yang nyaris mencapai 40 derajat, dan panjaaaaaaaangg!!

Menyadari saya bukan orang yang terbiasa dengan kegiatan fisik a.k.a olahraga, saya jalan sesantai mungkin, mengikuti kemampuan kaki dan napas, sambil terus memantau detak jantung di smartwatch. Ada satu tanjakan panjang yang meski saya sudah berusaha sesantai mungkin jalan, mampu membuat detak jantung saya mencapai 162/menit. Mau berhenti ngga ada tempat berhenti yang memadai, akhirnya ya tetap berhenti juga bertumpu pada tongkat kayu yang saya pakai. 😂

Rombongan kami yang berjumlah 14 orang akhirnya terpisah dengan sendirinya ke dalam beberapa kelompok. Saya kebetulan ada di paling depan, Kang Ade pemandu kami saya minta mengawal di kelompok paling belakang, memastikan tak ada yang tertinggal. Yang paling depan ngga nyasar? Sepanjang jalan, kita akan bertemu dengan warga masyarakat atau pengunjung lain, warung-warung warga juga banyak, bisa mampir nanya jalan sekalian istirahat.

Peta kawasan Baduy – from. google

Perjalanan dua jam itu rasanya jauh sekali. Padahal dibanding dengan total luas wilayah kawasan Baduy, yang kami tempuh (cek titik merah di bagian atas peta), masih belum ada apa-apanya 😂.

Capek? Buaaaaangeett. Tapi perjalanan ini adalah salah satu perjalanan terbaik saya yang bukannya kapok malah justru ingin saya ulangi lagi suatu saat nanti. Ada rasa puas karena berhasil mengalahkan diri sendiri. Rasa bangga karena saya si perempuan ‘jelita’ yang ngga pernah olahraga ini bisa juga hiking dengan medan yang cukup menantang.

Dan yang paling besar rasa syukur, diberi nikmat sehat, waktu dan kesempatan untuk berkunjung dan mengenal kehidupan yang jauh di luar keseharian saya. Saya rekomendasikan ini sebagai trip, yang kamu lakukan setidaknya sekali seumur hidup.

Medan berat itu terbayar lunas dengan pemandangan dan pengalaman luar biasa yang saya temui. Nanti saya cerita-cerita lagi di post berikut-berikutnya. – RI

Leave a Comment