Kamu pasti sudah tahu kan, salah satu bangunan yang masuk ke dalam daftar keajaiban dunia, Taj Mahal, adalah mausoleum atau monumen makam, bentuk penghormatan dan persembahan cinta mendalam Maharaja Mughal Shah Jahan kepada istrinya yang meninggal saat melahirkan, Mumtaz Mahal.
Tapi tahukah kamu, meski tak se-‘ajaib’ Taj Mahal di India, di Jakarta juga ada lho, monumen makam persembahan cinta yang juga megah dan mewah, terbesar di Asia Tenggara! Yuk kenalan sama Mausoleum OG Khouw, yang ada di dalam komplek TPU Petamburan, Jakarta Pusat.

Kalau selama ini kamu takjub sama komplek pemakaman mahal di Karawang yang biasa dipilih sebagai tempat peristirahatan terakhir para pesohor, maka rasa takjubmu bisa pudar setelah melihat bangunan satu ini.
Sebuah bangunan serupa gazebo besar berwarna hitam berdiri menjulang dengan pilar-pilar tinggi yang menopang atap kubah berwarna hijau. Total tingginya konon mencapai 15 meter, begitu kontras dengan makam-makam di sekitarnya.
Bila Taj Mahal adalah persembahan cinta suami pada istri, sebaliknya mausoleum ini adalah persembahan seorang istri. Begitu melangkah masuk, kita akan melihat dua pusara membujur berdampingan, sisi kanan makam Oen Gio Khouw yang wafat lebih dulu, tahun 1827. Sebelah kiri, makam sang istri Lim Sha Nio, yang menyusul 30 tahun kemudian. Di atasnya, sebuah patung malaikat berbahan marmer berdiri anggun semacam menjadi simbol penjaga.


Ini baru bagian atasnya, kalau berkunjung ke sini sempatkan berjalan ke arah belakang. Kamu akan menemukan tangga turun menuju bunker yang tertutup pintu bergembok.


Kalau kamu beruntung, petugas bisa mengajakmu masuk ke ruang melingkar yang di salah satu sisinya terdapat altar doa dengan pahatan wajah pasangan ini di batu marmer yang akan membuatmu berdecak kagum. Sedetail itu gengs!


Seluruh material bangunan; delapan kolom, lempeng marmer yang melapisi pusara dan seluruh bangunan, kubah, pagar, empat patung di sekeliling musoleum dan satu patung malaikat, semua diimpor dari Italia. Pemasangan seluruh material juga dilakukan tenaga ahli dari Italia. Plakatnya masih terpasang dan terbaca jelas, kebayang kualitasnya ya, usianya hampir seabad lho ini.

Dengan detail-detail ini, sudah bisa bayangkan berapa biayanya? Banyak artikel menyebutkan biaya pembangunan mausoleum ini mencapai 500.000 gulden atau 250.000 USD, pada tahun 1927-1931an. Atau sekitar 3,5 miliar kalau dirupiahkan sekarang.
Tapi ada sebuah artikel yang menghitung dengan pendekatan yang berbeda, yaitu dengan membandingkan harga emas dunia pada periode tahun itu dengan sekarang. Singkatnya, diperkirakan angkanya mencapai 66.8 miliar!! Lengkapnya kamu bisa baca di sini. Makam ini bahkan dinilai melebihi mahalnya makam Rockefeller, konglomerat Amerika.
Itu bukan angka kecil gengs, gede banget itu!! Memangnya mereka siapa sih? OG Khouw, yang dilahirkan dengan nama Khouw Oen Giok, adalah putra dari Khouw Tjeng Kee, seorang letnan tituler sekaligus tuan tanah pemilik perkebunan luas di Tambun. Rumah kebun alias landhuisnya masih berdiri megah jadi landmark kebanggaan masyarakat Tambun, dulu dikenal sebagai Gedung Juang, sekarang berfungsi sebagai Museum Sejarah Bekasi.
Sepupunya, Khouw Kim An, adalah mayor terakhir di Batavia yang juga kaya raya. Rumahnya masih bisa kita lihat sekarang, jadi Gedung Candra Naya di Jalan Gajahmada. Bukan keluarga ecek-ecek nih gengs, kalau sekarang sekelas Bakrie, Kalla, Hartono, Tanoesudibjo, Salim, gitu kali ya? 😁
Kenapa namanya berubah jadi OG Khouw? Ini karena saat mengubah status kewarganegaraannya ke Belanda, nama harus mengikuti kaidah penulisan nama di sana yang mengharuskan nama keluarga berada di bagian akhir nama.
OG Khouw wafat di Ragaz, Swiss. Dikremasi di Belanda, dibawa pulang naik kapal untuk disemayamkan di rumah keluarga di Molenvliet (sekarang Jalan Gajahmada), lalu dimakamkan dengan prosesi pemakaman besar-besaran dengan bangunan semegah ini, di Petamburan. Kenapa harus repot-repot ‘pulang’ padahal sudah jadi WN BelandaIni masih jadi pertanyaan besar buat saya, belum nemu informasi tentang hal ini sama sekali.
Menjelang akhir kunjungan saya kemarin, memandangi megahnya bangunan, sempat terpikir, sayang ya pasangan ini ngga memiliki keturunan. Jadi ngga ada anak cucu cicit yang datang berkunjung. Kita aja yang berkunjung deh kalau gitu…
Mausoleum OG Khouw TPU Petamburan Jl. KS. Tubun Raya No. 1, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.