Kalijati, Lapangan Terbang dan Sekolah Penerbang Pertama di Indonesia

Kalau tidak berkunjung ke Kalijati, ingatan saya tentang lapangan terbang pertama di Indonesia adalah Cililitan, yang sekarang kita kenal sebagai Lanud Halim Perdanakusuma. Dan sekolah penerbang pertama adalah Maguwoharjo, Yogyakarta.

Kedua ingatan itu ternyata keliru, saya perlu reconnect lagi dengan lapangan terbang pertama di Indonesia, Kalidjati Vliegveld alias Lapangan Terbang Kalidjati, Eksis sepuluh tahun sebelum Tjililitan Vliegveld dibangun, tepatnya pada tanggal 30 Mei 1914 bersamaan dengan terbentuknya PVA (Proef Vlieg Afdeling) atau Bagian Penerbangan Percobaan dari tentara Hindia Belanda atau KNIL.

Selang tiga tahun kemudian, di tahun 1917, setelah mendatangkan delapan pesawat pengintai dan empat pesawat latih, PVA berganti nama LA (Luchtvaart Afdeling), diikuti dengan dibukanya sekolah penerbangan pertama di Indonesia.

Ingatan saya sebenarnya ini juga tidak sepenuhnya salah, Maguwoharjo adalah sekolah penerbang pertama yang dimiliki Indonesia, berdiri setelah Indonesia merdeka, 15 November 1945. Berbeda dengan Kalijati, yang dirintis oleh Belanda yang kemudian dinasionalisasi pasca Indonesia merdeka.

Bangunan berwarna biru muda bertanda Pusdik Kodiklatau Wingdik 300/Teknik, di sisi kiri jalan setelah masuk pintu gerbang utama Lanud Suryadarma, dulunya adalah gedung tempat para calon penerbang bersekolah.

Dan tentu saja bangunan ini bukan satu-satunya, untuk menunjang kegiatan operasional sekolah penerbang, dilakukan pembangunan sarana prasarana pendidikan dan hingga blog ini ditulis, bangunan-bangunan lainnya masih kokoh dan terawat baik di usianya yang kurang lebih sudah 107 tahun

Bangunan berikutnya adalah hanggar-hanggar yang masih aktif hingga hari ini. Salah satunya difungsikan sebagai Museum Lanud Suryadarma, yang sayangnya tidak bisa dikunjungi karena saya tiba di akhir pekan.

Di depan hanggar ini terbentang area padang hijau luas, saya pikir di tengahnya akan ada landas pacu beraspal seperti yang biasa kita lihat di bandara-bandara jaman sekarang. Ekspektasi saya salah! Ternyata ya begitu itu saja lapangan terbangnya, tanah padat berumput 😁.

Tak jauh dari hanggar ada sebuah bangunan yang ternyata bunker yang punya jalur bawah tanah tembus hingga ke sebuah bangunan yang dulunya adalah kediaman komandan lanud. Saat ini difungsikan sebagai gedung Wing 8.

Diantar berkeliling oleh Ibu Mei staf Dispotdirga, saya takjub melihat bangunan-bangunan lain yang masih ada. Rumah-rumah dinas staf, salah satunya dijadikan Rumah Sejarah, lokasi Belanda menyerah tanpa syarat ke Jepang, bangunan rumah sakit, pemadam kebakaran, berpadu dengan bangunan-bangunan baru. Menarik.

Btw, Lanud Kalijati ini pernah mati suri, lumayan lama sejak 1960 saat lokasi pendidikan penerbang semua dipindah ke Maguwoharjo. Untungnya, di tahun 1989, ada Operasi Boyong. Skadron Udara 7 sebagai skadron helikopter jenis khusus dan pendidikan pilot helikopter boyongan atau pindah dari Lanud Atang Sendjaya, Bogor. Secara resmi pada bulan Juni 1990 Skadron Udara 7 telah menjadi satuan baru di Lanud Kalijati, sampai sekarang. Saat berkunjung kemarin, saya bersempatan juga melihat siswa penerbang yang sedang berlatih menerbangkan helikopter.

Lanud Kalijati, sekarang bernama Lanud Suryadarma, sebagai bentuk penghormatan dan kenangan atas jasa Bapak AURI, Marsekal (Purn) Suryadi Suryadarma yang termasuk lulusan pribumi pertama sekolah Navigator atau Waarnemer School di Kalijati, bersama dengan Adi Sutjipto dan Husein Sastranegara.

Sekian dulu cerita dari Lanud Kalijati aka Lanud Suryadarma. Kalau kamu juga ingin berkunjung, bisa bersurat untuk mendapatkan ijin resmi. Tidak bisa sembarangan berkunjung yaaa, tentu saja untuk alasan keamanan karena karena berada dalam kawasan militer yang masih aktif. DM saya via Instagram, nanti saya info narahubungnya.

Leave a Comment