Masih dari Ciaruteun, Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Setelah kemarin mengunjungi prasastitapak kaki tunggangannya, kali ini kita ketemu tapak kaki tuan alias rajanya. Kita geser ke Prasasti Ciaruteun ya, jalan kaki sekitar 150-200 meter dari Prasasti Tapak Gajah.
Harus jalan kaki ya, karena untuk menuju lokasi jalan masuknya cuma selebar satu meter. Tapi rapi kok, jalannya sudah dipasang paving block, sampai ke tujuan.
Sama dengan situs sebelumnya, kondisinya juga sudah terawat rapi. Ada bangunan pelindung dalam halaman berpagar dan terkunci. Ini bagus sih, untuk mencegah orang sembarangan masuk dan mengurangi risiko vandalisme.
Saya sudah cukup sering melihat prasasti batu, dan kali ini dibuat takjub sama ukurannya yang luar biasa besar. Ukuran masing-masing sisinya sekitar 2 dan 1,5 meter. Dan beratnya mencapai delapan ton!!
Lebih takjub lagi, batu ini posisinya sudah tidak in situ (di lokasi asli). Sudah dipindahkan dari aliran sungai Ciaruteun, anak sungai Cisadane, ke lokasi sekarang pada tahun 1981, untuk menghindari risiko terseret arus, seperti yang pernah terjadi saat ada banjir bandang di masa lampau.
Saya kemarin sempat menuruni jalan setapak menuju sungai, cukup curam juga karena tebing sungainya memang cukup tinggi. Ngga kebayang bagaimana menantangnya untuk mengangkat batu ini ke atas. Butuh waktu cukup lama dan melibatkan banyak orang kata Pak Ugan.
Seperti yang saya ceritakan di awal, prasasti yang ditemukan pada tahun 1863 ini berkaitan dengan sang raja. Terpahat rangkaian kalimat pujian pada Raja Purnawarman sebagai berikut:
Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.
Yng bikin saya bingung, kalau isi prasastinya adalah puja-puji kepada raja, kenapa pakai dikasih gambar laba-laba segala sih? Yang punya jawabannya boleh komen ya..
Kamu yang malas jauh-jauh datang ke sini bisa lihat replikanya di Museum Nasional Jakarta atau Museum Sri Baduga Bandung (eh ini makin jauh ya? đŸ¤£). Tapi tentu saja, kamu tidak akan merasakan ketakjuban yang sama kalau belum lihat aslinya.
Daaann, bonus kalau kamu berkunjung ke sini. Bisa mampir ke obyek wisata Jembatan Gantung Rawayan Rancabungur. Yang salah satu ujungnya tak jauh dari lokasi prasasti ini berada. Yang berani, boleh lah cobain bolak-balik melintasi jembatan yang membentang di atas sungai Cisadane ini. Yang ngga berani, foto-foto saja deh.