Kisah Tangsi Militer Berland, Matraman

Cerita blusukan ini dimulai dari ketidaksengajaan saat ada urusan pekerjaan ke daerah Matraman, tepatnya Jl. Kesatrian X, beberapa waktu lalu. Menuju lokasi, dari Jalan Matraman Raya arah utara (Senen), saya belok ke kiri, ke sebuah jalan yang cukup lebar, rindang, dan tenang, Jalan Kesatrian.

Dan jujur saja, 20 tahunan tinggal di Jakarta, saya baru tahu kalau Jalan Kesatrian ini adalah the legendary Berland! Yaaa, kalau nama Berland siapa sih yang ngga tahu, lengkap dengan segala cerita tentang you know lah, hehehe… Cuma titik tepatnya saya baru tahu kemarin! 🙈

Pertama masuk, suasana yang saya temui adalah suasana khas kawasan tentara. Di kanan kiri jalan masih ada beberapa bangunan rumah lama yang tersisa, sementara yang lain sudah banyak yang beralih rupa.

Btw, kalau kamu lewat Matraman, sebagian besar bangunannya memang berwarna hijau. Kawasan ini memang sudah sejak jaman kolonial menjadi basis militer. Nama Berland sendiri berasal dari kata Beerenlaan, yang artinya Jalan Beruang, dan belum diketahui alasan memilih beruang menjadi nama jalan.

Beerenlaan, dalam lingkaran kuning

Di ujung Jalan Kesatrian, mata saja tertuju ke sebuah bangunan yang dari atapnya, sudah kelihatan ini pasti bangunan jaman londho berukuran besaar. Bekas apa ya?

Karena penasaran sama ukurannya, saya cek peta dulu, beneran gedeeeeee gedungnya. Lihat kan, bangunan besar membujur utara selatan dalam lingkaran merah itu?

Setelah cari-cari informasi sana sini, saya jadi tahu, itu bekas tangsi militer. Kalau di Jalan Kesatrian rumah-rumah yang ada diperuntukkan untuk perwira, tangsi ini untuk prajurit. Dalam kotak kuning adalah bangunan serupa dengan ukuran yang lebih kecil.

Tangsi dua lantai ini posisinya sekarang berada di Jalan Kesatrian V. Ada satu bagian yang membentuk kolong, menjadi jalan masuk ke komplek tangsi di sebelah dalam. Bangunan yang persis di atas kolong, sekarang difungsikan sebagai masjid. Sementara sisanya tetap berfungsi sebagai hunian warga.

Katanya, ruang di sisi kiri dan kanan kolong ini dulunya adalah penjara kecil untuk para prajurit yang bermasalah. Ini adalah sisa terali dan lubang angin dari ruang tahanannya. Ruang ini pun sudah jadi hunian warga.

Eks tangsi militer Berland

Kebanyakan penghuni di sini masih keturunan dari purnawirawan tentara yang dulu tinggal di sana. Bangunan aslinya hanya yang dua lantai itu gengs, rumah berpagar hijau dan yang sederet dengannya adalah penambahan baru oleh pemiliknya.

Beruntung, kemarin saya disambut baik oleh Pak Jaka salah satu penghuni tangsi, dan dipersilakan untuk melihat-lihat bangunan aslinya sampai ke bagian dalam rumah. Semua masih asli gengs, yang berubah rata-rata hanya lantai dalam rumah yang diganti dengan keramik.

Untuk menjaga privasi, saya hanya tayangkan bagian luarnya saja ya, dari arah dalam hanya pintu dan jendela yang masih asli blm ada yang diganti.

Berada di sini saya rasanya kaya ada di bangunan rumah kost besar dengan kamar berderet memanjang. Bagian dalamnya pun mirip kost-an, tanpa sekat dengam kamar mandi di luar, sekat-sekat yang sekarang ada dibuat sendiri oleh penghuninya, Perkiraan saya total ada sekitar 40an rumah di setiap lantai dalam kondisi kokoh dan cukup baik.

Warga Berland mengidentifikasi dirinya dengan identitas Berland 1814, yang diyakini sebagai tahun berdirinya kawasan ini. Masih nyambung dengan artikel yang pernah saya baca sih, kawasan militer dibangun pertama kali oleh Thomas Raffles pasca perebutan Pulau Jawa oleh Inggris dari Perancis. Haaa, udah tau belum kita pernah dikuasai dua negara ini juga? Sekarang ceritanya berhenti di tangsi militer ini dulu ya, nanti kapan-kapan kita cerita-cerita lagi 😁. Masih banyaaaakk yg bisa dijelajahi di sini.

Leave a Comment