Ciboleger, Batas Pemisah Baduy dan Dunia Luar

#bubusababaduy3

Melanjutkan catatan perjalanan #bubusababaduy2 kali ini saya mau cerita tentang Ciboleger, sebuah kampung di Desa Bojongmenteng, yang berbatasan langsung dengan Desa Kanekes, tempat masyarakat Baduy bermukim.

Kampung Ciboleger ini merupakan gerbang masuk Baduy, sekaligus menjadi titik pemberhentian terakhir berbagai angkutan pengantar pengunjung, baik umum maupun pribadi, yang hendak menuju Baduy, di gmaps dikenali sebagai Terminal Ciboleger.

Patung selamat datang di Ciboleger

Patung keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak berdiri tegak dengan tangan melambai seolah menyambut pengunjung yang datang. Jangan lewatkan untuk berfoto di sini.

Sebagai kampung di luar kawasan adat Baduy, kampung ini tidak menerapkan aturan adat khas masyarakat Kanekes. Jadi, kita masih akan menemukan listrik, kendaraan, rumah dan penginapan berdinding tembok, warung makan, minimarket, yang bahkan dilengkapi dengan gerai kopi kekinian dan jasa tarik tunai bank tertentu.

Sekarang kita bahas apa saja yang perlu disiapkan saat di sini:

  1. Mampirlah ke toilet, karena begitu masuk kawasan Baduy, kita akan sulit menemukannya karena hampir semua warga biasa melakukan aktivitas MCK di sungai
  2. Siapkan uang tunai, ini bahkan sebaiknya disiapkan sebelum berangkat. Karena warga Baduy bertransaksi hanya dengan uang tunai. Memang sudah ada beberapa gerai kerajinan warga yang menyediakan QRIS, tapi hanya di area depan saja, semakin masuk ke dalam, semua transaksi hanya tunai.
  3. Pemandu, untukmu yang belum pernah berkunjung ke sini dan berniat menuju Jembatan Gajeboh, atau spot-spot lain, apa lagi kalau mau menuju Baduy Dalam, lebih baik gunakan jasa pemandu lokal. Selain akan terjamin untuk urusan panduan arah, pemandu juga bisa membantumu mengatasi kendala komunikasi dan mengingatkan tentang adat setempat. Tanya-tanya saja di sekitar terminal, biasanya sudah ada yang standby menunggu tamu. Tarifnya tidak ada patokan resmi, semua berdasarkan kesepakatan saja.
  4. Porter, ini juga penting kalau kamu berniat menginap dan bawa banyak barang bawaan. Kenapa perlu porter, nanti lihat betapa menantangnya medan di blog post selanjutnya ๐Ÿ˜‚.
  5. Sebaiknya kamu sudah sarapan beberapa jam sebelumnya, kalau tidak biasa sarapan kaya saya, beli lah makanan ringan, seperti roti atau cake potong di sini untuk bekal. Nanti di dalam ada juga warung-warung warga, kalau kamu ok makan mie instan dalam gelas, ngga usah beli bekal. Saran saya jangan makan berat sebelum jalan.
  6. Bahan makanan, ini kalau kamu berniat berkunjung ke Baduy Dalam. Adat kebiasaannya, tamu membawakan bahan makanan untuk tuan rumah tempatnya bermalam. Bisa ditanyakan detailnya ke pemandu.
  7. Minuman tidak perlu dibeli di sini. Baiknya sih kamu bawa tumbler saja dari rumah, nanti di dalam bisa beli air minum kemasan di warung warga untuk mengisi ulang, sekalian nglarisi dagangan warga kaaaann.
  8. Pastikan baterai ponsel atau kameramu penuh. Di dalam ngga ada listrik gengs, ngga bisa nge-charge. ๐Ÿ˜
  9. Mantel/jas hujan, obat-obatan pribadi, sebaiknya ini juga disiapkan dari rumah. Tapi andai ada yang terlupa, masih bisa dibeli di sini.
  10. Cek sepatu/alas kaki, kalau sekiranya ada risiko akan menyulitkan, lebih baik ngga usah menjelajah terlalu jauh. Atau beli sandal jepit aja mungkin?
  11. Kalau kamu Muslim, perhitungkan waktu sholat, mumpung masih ada musholla di sini.
  12. Persiapkan diri untuk menjaga perilaku dan menghormati adat setempat, ingat pepatah: “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”
  13. Last but not least, pastikan jantung dan kakimu sehat yaaaaa. Kita akan trekking jauh dan beraaaaaatt. Ini kata saya, si orang kota yang jarang olahraga sih ๐Ÿ˜‚.
Gapura Ciboleger

Sudah siap semua? Yuk kita masuk. Karena masih bukan desa adat, jalanan kampungnya masih boleh disemen. Di sini motor juga masih boleh masuk. Kamu juga bisa mulai bertemu dengan warga Baduy Luar dan Dalam dengan pakaian khasnya, yang sibuk belanja berbagai kebutuhannya di sini.

Tak lama, kamu akan tiba di tugu ini. Beberapa meter di belakangnya, akan ada pos penerimaan tamu, yang biasa disebut dengan Pos Satu. Jadi, sampai di sini dulu ya, nanti kita lanjut lagi! – RI

Leave a Comment